Headlines News :

Sejarah Lamongan dan Kecamatan-nya

Dulu Lamongan merupakan Pintu Gerbang ke Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Panjalu, Kerajaan Jenggala, Kerajaan Singosari atau Kerajaan Mojopahit, berada di Ujung Galuh, Canggu dan kambang Putih ( Tuban). Setelah itu tumbuh pelabuhan Sedayu Lawas dan Gujaratan (Gresik), merupakan daerah amat ramai , sebagai penyambung hubungan dengan Kerajaan luar Jawa bahkan luar Negeri.

Zaman Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur, Di Lamongan berkembang Kerajaan kecil Malawapati ( kini dusun Melawan desa Kedung Wangi kecamatan Sambeng ) dipimpin Raja Agung Angling darma dibantu Patih Sakti Batik Maadrim termasuk kawasan Bojonegoro kuno. Saat ini masih tersimpan dengan baik, Sumping dan Baju Anglingdarma didusun tersebut. Di sebelah barat berdiri Kerajaan Rajekwesi di dekat kota Bojonegoro sekarang.

Pada waktu Kerajaan Majapahit dipimpin Raja Hayam Wuruk (1350 -1389) kawasan kanan kiri Bengawan Solo menjadi daerah Pardikan. Merupakan daerah penyangga ekonomi Mojopahit dan jalan menuju pelabuhan Kambang Putih. Wilayah ini disebut Daerah Swatantra Pamotan dibawah kendali Bhre Pamotan atau Sri Baduga Bhrameswara paman Raja Hayam Wuruk ( Petilasan desa Pamotan kecamatan Sambeng ), sebelumnya. Di bawah kendali Bhre Wengker ( Ponorogo ). Daerah swatantra Pamotan meliputi 3 kawasan pemerintahan Akuwu , meliputi Daerah Biluluk (Bluluk) Daerah Tenggulunan (Tenggulun Solokuro) , dan daerah Pepadhangan (Padangan Bojonegoro).

Menurut buku Negara Kertagama telah berdiri pusat pengkaderan para cantrik yang mondok di Wonosrama Budha Syiwa bertempat di Balwa (desa Blawi Karangbinangun) , di Pacira ( Sendang Duwur Paciran), di Klupang (Lopang Kembangbahu) dan di Luwansa ( desa Lawak Ngimbang). Desa Babat kecamatan Babat ditengarahi terjadi perang Bubat, sebab saat itu babat salah satu tempat penyeberangan diantar 42 temapt sepanjang aliran bengawan Solo. Berita ini terdapat dalam Prasasti Biluluk yang tersimpan di Musium Gajah Jakarta, berupa lempengan tembaga serta 39 gurit di Lamongan yang tersebar di Pegunungan Kendeng bagian Timur dan beberapa temapt lainnya.

Menjelang keruntuhan Mojopahit tahun 1478M, Lamongan saat itu dibawah kekuasaaan Keerajaan Sengguruh (Singosari) bergantian dengan Kerajaan Kertosono (Nganjuk) dikenal dengan kawasan Gunung Kendeng Wetan diperintah oleh Demung, bertempat disekitar Candi Budha Syiwa di Mantup. Setelah itu diperintah Rakrian Rangga samapi 1542M ( petilasan di Mushalla KH.M.Mastoer Asnawi kranggan kota Lamongan ). Kekuasaan Mojopahit di bawah kendali Ario Jimbun (Ariajaya) anak Prabu Brawijaya V di Galgahwangi yang berganti Demak Bintoro bergelar Sultan Alam Akbar Al Fatah ( Raden Patah ) 1500 – 1518, lalu diganti anaknya, Adipati Unus 1518 -1521 M , Sultan Trenggono 1521 – 1546 M.

Dalam mengembangkan ambisinya, sultan Trenggono mengutus Sunan Gunung Jati ( Fatahilah ) ke wilayah barat untuk menaklukkan Banten, Jayakarta, danCirebon. Ke timur langsung dpimpin Sultan sendiri menyerbu Lasem, Tuban dan Surabaya sebelum menyerang Kerajaan Blambangan ( Panarukan). Pada saat menaklukkan Surabaya dan sekitarnya, pemerintahan Rakryan Rangga Kali Segunting ( Lamong ), ditaklukkan sendiri oleh Sultan Trenggono 1541 . Namun tahun 1542 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Rakkryan Kali Segunting dibantu Kerajaan sengguruh (Singosari) dan Kerajaan Kertosono Nganjuk dibawah pimpinan Ki Ageng Angsa dan Ki Ageng Panuluh, mampu ditaklukkan pasukan Kesultanan Demak dipimpin Raden Abu Amin, Panji Laras, Panji Liris. Pertempuran sengit terjadi didaerah Bandung, Kalibumbung, Tambakboyo dan sekitarnya.

Tahun 1543M, dimulailah Pemerintahan Islam yang direstui Sunan Giri III, oleh Sultan Trenggono ditunjuklah R.Abu Amin untuk memimpin Karanggan Kali Segunting, yang wilayahnya diapit kali Lamong dan kali Solo. Wilayah utara kali Solo menjadi wilayah Tuban, perdikan Drajat, Sidayu, sedang wilayah selatan kali Lamong masih menjadi wilayah Japanan dan Jombang. Tahun 1556 M R.Abu Amin wafat digantikan oleh R.Hadi yang masih paman Sunan Giri III sebagai Rangga Hadi 1556 -1569M Tepat hari Kamis pahing 10 Dzulhijjah 976H atau bertepatan 26 mei 1569M, Rangga Hadi dilantik menjadi Tumenggung Lamong bergelar Tumenggung Surajaya ( Soerodjojo) hingga tahun 1607 dan dimakamkan di Kelurahan Tumenggungan kecamatan Lamongan dikenal dengan Makam Mbah Lamong. Tanggal tersebut dipakai sebagai Hari Jadi Lamongan.

Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi daerah garis depan melawan tentara pendudukan Belanda, perencanaan serangan 10 Nopember Surabaya juga dilakukan Bung Tomo dengan mengunjungi dulu Kyai Lamongan dengan pekikan khas pembakar semangat Allahu Akbar. Lamongan yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo “ Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok “ tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajate para Sunan dan Kyai “ Memayu Raharjaning Praja “ yang benar –benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam memsejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat “ Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono paying marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho “

Kabupaten Lamongan yang kini dikomandani H.Masfuk sebagai Bupati periode ke 2 dan H.Tsalis Fahmi sebagai wakil Bupati melejit bagaikan Sulapan , dengan terobosannya yang menjadi perbincangan Nasional. Yang menonjol selama ini menjadi Ikon Wisata Bahari Lamongan (Lamongan Ocean Tourism Ressort) , Lamongan Integrated Sharebased, Proyek Pelabuhan Rakyat, dan Proyek Lapangan Terbang dan Eksplorasi minyak Balong Wangi Sarirejo,memungkinkan datangnya investasi baik dari dalam negeri maupun investor luar negeri. Dengan tangan dinginnya PKL ditata rapi, Kelancara jalan desa dan pengairan ditata sedemikian rupa, termasuk memberikan Bea siswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi yang ekonominya kurang beruntung, dan nantinya jika telah menyelesaikan studynya bisa kembali dan menyumbangkan pikiran dan kemampuannya demi kemajuan Lamongan. Kegiatan HJL kali ini juga dumeriahkan oleh Dewan Kesenian Lamongan (DKL) parade Teater dan Pameran Senirupa kerja sama dengan STKW Surabaya di gedung Handayani tanggal 26 mei dilanjutkan Sarasehan seni rupa oleh Agus Koecing Surabaya , mengusung Peran dan perkembangan seni rupa jawa timur dan Management berkesenian , 27 mei 2007



meta : Sejarah, lamongan, kecamatan

Maharani Zoo

Disamping wisata gua terindah, di gua Maharani juga terdapat kebun binatang. Maharani Zoo dan Goa yang disingkat dengan nama Mazzola ini terletak di depan WBL. Kedua tempat pariwisata tersebut dihubungkan dengan sebuah jembatan penyebrangan agar para wisatawan bisa bermain di kedua tempat tersebut.




Di depan Mazzola tepatnya di sebelah kanan pintu masuk terdapat beberapa stand oleh-oleh jajanan yang beraneka ragam, mulai dari kripik ikan sampai ikan yang sudah dikeringkan. Di sebelah kirinya terdapat pusat makanan yang juga beraneka ragam.
Harga tiket masuk mazzola Rp. 7500/orang, namun jika anda membeli tiket terusan yang bisa masuk di kedua tempat (WBL dan Mazzola) anda hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 35.000/orang (diluar hari libur) dengan rincian Rp. 30.000 untuk masuk WBL dan Rp. 5.000 untuk masuk Mazzola. Namun jika hari libur anda dikenakan biaya Rp. 45.000/orang dengan rincian Rp.40.000 untuk masuk WBL dan Rp. 5.000 untuk masuk Mazzola.

Setelah masuk di dalam Mazzola saya sangat terpesona akan kebersihan di tempat tersebut, hampir tidak ada kebun binatang yang bisa sebersih itu, mungkin itu disebabkan oleh sedikitnya pengunjung yang datang dan banyak kandang yang belum terisi oleh binatang. Di kebun binatang Mazzola terdapat beraneka macam binatang yang memang kebanyakan hanya dapat dilihat di kebun binatang, mulai dari rusa, kangguru, iguana, monyet, harimau, buaya, dan lain sebagainya.





Disini terdapat beberapa hewan albino yang diletakkan mengitari tempat makan agar para anak kecil yang tidak mau makan bisa dirayu oleh orang tuanya agar mereka mau makan.












Disini terdapat mayat-mayat binatang yang telah dibekukan dan beberapa fosil hewan purba.



Yang unik dari tempat ini adalah hampir semua biantang yang ada di Mazzola hanya dibatasi kaca agar pengunjung bisa lebih dekat dengan binatang yang ada.Namun ini juga sangat berbahaya bagi orang tua yang tidak waspada dengan anaknya karena bisa saja kaca tersebut bisa dipecah oleh anak mereka. Contohnya harimau ini yang hanya dibatasi oleh sebuah kaca.


Wingko Bukan Asli Semarang

Wingko atau sering disebut juga Wingko babat adalah makanan tradisional khas Indonesia. Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa dan bahan-bahan lainnya. Wingko sangatlah terkenal di pantai utara pulau Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, stasiun bus atau juga di toko-toko kue. Di pulau Jawa, Wingko juga sering menjadi oleh-oleh untuk keluarga, yang menjadikan kue ini terkenal.

Wingko biasanya berbentuk bundar dan agak keras serta biasa disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil. Wingko dapat dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan kue ini nikmat. Harga kue ini dapat bervariasi tergantung tempat menjualnya dan merek wingko ini.
Wingko yang paling terkenal dibuat di Babat. Dan banyak dijiplak di Semarang, dengan banyaknya industri kecil. Ini menyebabkan banyak orang yang mengira bahwa wingko juga berasal dari kota ini. Meskipun demikian, wingko babat sebenarnya berasal dari Babat. Ini adalah daerah kecil namun daerah yang sangat strategis dalam distribusi bisnis se jawa timur, di bawah kabupaten lamongan , Jawa Timur. Babat terletak di dekat Bojonegoro, Jawa Timur yang terkenal akan kayunya dan karena baru saja ditemukan sumber minyak di daerah ini.
Di Babat, yang merupakan kota kecil dibandingkan dengan Semarang, Wingko memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah ini. Ada banyak perusahaan penghasil wingko yang memperkerjakan banyak orang. Kelapa yang digunakan untuk bahan wingko ini diambil dari daerah-daerah sekitar tempat ini.
Saat ini wingko adalah makanan yang terkenal di Babat dan Semarang dengan berbeda merek dan besar yang dijual. Banyak Wingko yang saat ini masih menggunakan nama Tionghoa.
----------------------------------------------------------------------------------------
Perlu diketahui untuk semua : "Bahwa produksi Wingko Babat telah dipatenkan menjadi produk asli dan unggulan daerah Lamongan." [ lihat disini ]


Babat Kota Metropolis

Kecamatan Babat di proyeksikan menjadi kota metropolis....?

Kedepan, kota Babat akan diprioritaskan pembangunannya. Sehingga nantinya Babat dapat menjadi Kota Metropolisnya Lamongan. Hal tersebut disampaikan Sekkab Lamongan Fadeli saat melakukan halal bihalal Idul Fitri 1429 H di Pendopo Kecamatan Babat, Selasa (7/10).Menurut Fadeli, kawasan tengah Kabupaten Lamongan, termasuk diantaranya Kecamatan Babat akan difokuskan pada perkembangan perekonomian melalui pengembangan usaha perdagangan dan jasa. "Saat ini sudah mulai dilakukan pembangunan Pasar Agrobis di eks terminal Babat. Selain itu, nantinya Pasar Babat akan juga ditata agar tidak memperlihatkan kesan kumuh. Dengan adanya pembangunan pasar ini diharapkan proyeksi kedepan agar Babat jadi Kota Metropolisnya Lamongan bisa terwujud, " tutur dia.

Untuk rencana pembangunan Pasar Babat, lanjut Fadeli, saat ini sudah masuk penjajagan investor yang akan menanamkan modalnya. Menurut Fadeli, setelah proses penjajagan investor ini selesai, tahun depan pembangunan pasar tersebut bisa segera terwujud. "Karena itu saya minta masyarakat untuk menjaga suasana kondusif. Selain itu, Pemkab lamongan akan segera sosialisasikan rencana tersebut pada para pemilik stan di Pasar Babat, " katanya pada acara yang diikuti oleh Camat Babat Sutedjo, Muspika, dan Kepala Desa beserta perangkat desa se Kecamatan Babat tersebut..

Fadeli pada kesempatan tersebut juga menuturkan, investasi di Lamongan pada masa mendatang tidak akan hanya berkutat di wilayah utara saja yang saat ini sudah memiliki Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Lamongan Integrated Shorebase (LIS). Wilayah tengah dan selatan juga akan menjadi lokasi investasi. Seperti di wilayah selatan yang nantinya akan berdiri Rumah Sakit Ngimbang dan sebuah pabrik pengolahan jagung untuk konsumsi ekspor.

Dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas dan Protokol Lamongan Aris Wibawa menuturkan, saat ini pembangunan Pasar Agrobis Babat yang saat ini pembangunan tahap II telah mencapai 40 persen dengan anggaran Rp 4, 4 miliar. Dana tersebut Rp 2, 4 miliar diambilkan dari APBN, Rp 350 juta dari APBD I dan Rp 1, 6 miliar dari APBD Lamongan.

Pasar ini mulai dibangun pada 2007 lalu dengan anggaran mencapai Rp 2, 3 miliar. Pada pembangunan tahap I tersebut dibangun dua unit gedung dan kantor administrasi, pengurukan pedel, kantor, paving, urukan pasir dan fasilitas lainnya. Pasar Agrobis ini nantinya kan ditempati pedagang barang basah (daging, sayur) eks pedagang pasar babat. Sementara Pasar Babat nantinya hanya diperuntukkan bagi pedagang barang kering seperti tekstil dan elektronik.


meta : babat, pasar, kota metropolis, lamongan

Asal Muasal Soto

Asal usul soto dan penyebarannya memang baru sebatas kemungkinan.

Menurut Dennys Lombard (Nusa Jawa: Silang Budaya), jelas ditulis dibuku tersebut asal mula Soto adalah makanan Cina bernama Caudo, pertama kali populer di wilayah Semarang. Dari Caudo lambat laun menjadi Soto, klop bukan? Orang Makassar menyebutnya Coto, dan orang Pekalongan menyebutnya Tauto.

Makanan yang asalnya juga khas Cina ini telah menjadi bagian dari makanan masyarakat Indonesia. Dengan menyesuaikan olahan bumbu agar pas dengan lidah orang Indonesia, lahirlah kemudian Soto Lamongan, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Madura, Soto Bangkong, dan sebagainya.

Antropolog dari Universitas Gadjah Mada, Dr Lono Simatupang, menurut dia, soto merupakan campuran dari berbagai macam tradisi. Di dalamnya ada pengaruh lokal dan budaya lain. Mi atau soun pada soto, misalnya, berasal dari tradisi China. China-lah yang memiliki teknologi membuat mi dan soun, ujarnya.

Soto juga kemungkinan mendapat pengaruh dari budaya India. Ada beberapa soto yang menggunakan kunyit. Ini seperti kari dari India, ujarnya. Karena soto merupakan campuran dari berbagai tradisi, ungkap Lono, asal usulnya menjadi sulit ditelusuri. Soto itu seperti dangdut yang mendapat pengaruh dari berbagai tradisi. Ya, sudah kita terima saja.

Namun orang lamongan lebih bangga, bahwa keberadaan soto diakui nomer satu se indonesia, dan dibawahnya adalah soto madura. Kenapa....karena banyak disetiap daerah kita jumpai soto lamongan. Dan sebenarnya soto lamongan tetap enak khan....?

Ingat....Ini lamongan bung....!!


meta : lamongan, soto, soto lamongan, coto

Kenapa Bernama Maharani..?

Istana Maharani, demikian goa ini dinamakan oleh Bupati Lamongan R. Mohamad Faried, SH sesuai dengan kecantikan sinarnya dan berdasarkan usulan salah seorang pekerja penemu goa atas mimpi istrinya. Goa Istana Maharani ditemukan oleh 6 penggali tanah coral bahan phosphat dan pupuk dolomit yaitu Sugeng dan kawan - kawan dengan mandor Nyoto pada tanggal 6 Agustus 1992. Luasnya kurang lebih 2. 500 m2 dengan kedalaman 25 m dari permukaan tanah. Nama maharani lahir dari mimpinya istri Nyoto. Malam sebelum ditemukannya goa, dia bermimpi melihat cahaya bunga- bunga yang sangat indah berwarna - warni yang di jaga oleh dua ekor naga raksasa bermahkota. Dua ekor naga tersebut kini divisualkan berbentuk dua patung naga dengan dua burung garuda penjaga pintu masuk goa yang disebut Gerbang Paksi Tatsoko.


Di dalam Goa memang terdapat stalaktit - stalagmit yang menyerupai singgasana Maharaja, flora dan fauna,.. yang sangat indah bersinar - sinar seperti mutu manikam intan baiduri. Dari tetesan air bebatuan gamping yang menyerupai karang sejak jutaan tahun yang lalu secara alami endapannya mengkristal membentuk berbagai perwujudan yang sangat mengagumkan. Sungguh merupakan keajaiban dunia tanda Kebesaran Tuhan.

Stalaktit dan stalagmit tersebut ada yang disebut Lingga Pratala (menyerupai alat vital laki - laki), Yoni Pratiwi (alat vital perempuan), Cempaka Tirta (bunga kanthil), Karang Raja Kadal (menyerupai dinosaurus), Selo Gajah (menyerupai kepala gajah), bunga Mawar, pohon Beringin dan berbagai bentuk lainnya yang teramat unik dan indah.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut cerita mimpi setelah semedhi beberapa penduduk, didalam goa sering terlihat puteri cantik seperti Roro Ayu Mantili dari kerajaan fiksi Madangkara diiring dua dayang dan punggawa. Namun melihat struktur dan berbagai bentuk stalaktit dan stalagmit didalam goa ada yang melukiskan seperti Keraton Kiskendo.Memang apabila wisatawan termenung sebentar tentang keajaiban alam yang terpatung karikatural dalam goa, berbagai imajinasi luar biasa akan bermuncuIan sehingga mendorong orang untuk selalu berkunjung kembali ke goa Istana Maharani.Lokasi wisata ini berhadapan dengan WBL terletak di seberang jalan.



meta : maharani, lamongan, gua maharani

Fenomena Waduk Gondang

Waduk gondang terletak di Desa Gondang Lor dan Desa Deket Agung Kecamatan Sugio, sekitar 19 Km ke arah barat kota Lamongan. Selain fungsi utamanya sebagai tempat irigasi bagi persawahan dan pertambakan masyarakat Lamongan, waduk Godang juga dijadikan sebagai tempat objek wisata.

Ditempat Wisata yang penuh pepohonan ini, juga dilengkapi dengan sarana bermain anak-anak, bumi perkemahan, kebun binatang mini yang dihuni oleh Rusa, Orang Hutan, Kera, burung Garuda, Merak, Ular dan satwa lainnya. Di waduk Gondang juga terdapat perahu wisata, sepeda air yang dapat digunakan untuk mengelilingi waduk sambil menikmati keindahan perbukitan dan pepohonan jati, serta sarana pemancingan bagi mereka yang gemar memancing.

Tidak jauh dari Waduk Gondang terdapat makam Dewi Sekardadu, putri Adipati Blambangan yang diperistri oleh Kanjeng Maulana Iskak.  Oleh masyarakat Gondang dan sekitarnya, Makam Dewi Sekardadu dikenal sebagai Makam Mbok Rondo Gondang sebagai ibu dari Joko Samudro atau Sunan Giri. Makam yang terletak di tepi jalan sebelah timur Waduk Gondang ini ditemukan pada tahun 1911, kemudian dilakukan pemugaran pada tahun 1917.


meta : lamongan, waduk, waduk gondang, sugio

Kontrovesi Dewi Sekardadu

"Dewi Sekardadu itu bukan orang sembarangan. Beliau ibundanya Raden Paku, salah satu wali penyebar agama Islam,"

Cerita bermula dari Tanah Blambangan, Banyuwangi, pada masa Prabu MINAK SEMBUYU. Dewi Sekardadu, putri Minak Sembuyu yang cantik jelita, diserang penyakit sangat berat. Segala macam upaya sudah dicoba, tabib-tabib terkenal sudah bekerja, tapi sia-sia. Pada tahun 1362 (versi Pak Durohim), kebetulan Syech MAULANA ISKAK (asal Yaman) tengah menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Waktu itu, ujung rezim Majapahit, penduduk tanah Jawa memang belum banyak memeluk Islam. Kebetulan Maulana berada di Blambangan. Raja yang putus asa akhirnya bikin sayembara. Siapa yang bisa menyebuhkan Dewi Sekardadu akan dijadikan mantu kalau masih muda. Kalau sudah tua, jadi kerabat kerajaan. Maulana, sang ustad, ikut sayembara, dan akhirnya sukses menyembuhkan Dewi Sekardadu.

Syech dari Timur Tengah itu pun menikah dengan DEWI SEKARDADU BINTI MINAK SEMBUYU. "Tapi Raja nggak suka Maulana karena nggak mau jadi Islam. Itu membuat permusuhan di antara mereka. Tegang terus," tutur Pak Durohman.

Diserang terus oleh Minak Sembuyu membuat Maulana pamit mundur kepada istrinya. Saat itu Dewi sudah hamil tujuh bulan. Kalau lahir laki-laki, pesan Maulana, namakan dia RADEN PAKU. Syech Maulana kemudian meninggalkan Blambangan, pergi berdakwah di tempat lain. "Tahun 1365 Sunan Giri alias Raden Paku lahir,"

Raja Blambangan murka. Ia khawatir Raden Paku bakal merusak wibawanya. Karena itu, ia memutuskan untuk membuang cucunya ini ke laut. Para prajurit memasukkan si bayi ke dalam peti dan mengapungkannya. Mengetahui anak tercintanya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut mengejar-ngejar anaknya. Sia-sia. Gelombang terlalu besar, dan apalah kemampuan berenang manusia.

Versi Pertama, mengatakan bahwa Dewi Sekardadu bisa menyelamatkan diri dan bersembunyi ke arah barat dan bersembunyi di daerah hutan. Yang diyakini sebagian orang yakni daerah Gondang. [ Sekarang-Wisata Waduk Gondang ]

" Waduk yang terletak 19 Km kea rah barat Lamongan. Tepatnya didesa Gondang Lord an Deket Agung Kecamatan Sugio. Untuk menuju lokasi ini selain dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi dapat juga menggunakan angkutan umum dari Lamongan menuju Gondang.
Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Suharto tahun 1987. waduk ini memiliki luas 6,60 Ha dengan kedalaman sekitar 29 meter. Tidak jauh dari lokasi waduk terdapat makam Dewi Sekardadu, putrid Blambangan istri Kanjeng Maulana Iskak yang juga disebut Mbok Rondo Gondang merupakan ibu Jaka Samudra atau Sunan Giri. Ditemukan tahun 1911 dan dipugar tahun 1917 oleh pemerintah .(lamongan.go.id)"

Versi Lain:
Singkat cerita, jasad Dewi Sekardadu dan peti pembawa Raden Paku harus berpisah. Dewi Sekardadu dibawa ke arah Sidoarjo, sementara peti berisi bayi Raden Paku nyasar ke Gresik.

Kebetulan, pada 1365 itu, ada nelayan Balongdowo [Sidoarjo] tengah mencari kerang di perairan Selat Madura. Kaget sekali mereka melihat jasad perempuan cantik yang digotong ramai-ramai oleh ikan keting. Jasad itu terdampar di pantai, dan dikebumikan secara terhormat oleh warga. Tempat itu akhirnya dinamakan KETINGAN alias KEPETINGAN.

"Jadi, Ibu Dewi Sekardadu itu, ya, dikubur di sini. Di tempat kita duduk sekarang," ujar Durohman kepada saya.

------------------------------------------------------------------------------------
memang sangat banyak sejarah yang masih kabur di bumi nusantara ini. Padahal sejarah adalah pondasi negara untuk menuju suatu peradaban. Dengan ini..mari kita lebih menghargai tentang keberadaan sejarah kita.


meta : dewi, sekardadu, dewi sekardadu, lamongan

Amrozi dan Lamongan

Amrozi, 39 tahun, adalah warga Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur. Di daerah yang sama, Amrozi lahir pada 6 Juni 1963. Ayahnya, H Nur Hasyim, selama 32 tahun bekerja sebagai sekretaris desa alias carik -jabatan terpandang bagi warga desa. Ibunya, Hj Tariyem, ibu rumah tangga. Ia tumbuh sebagai remaja yang doyan kebut-kebutan, selepas pendidikannya di SMP Korpri Paciran, Lamongan. Saat teman-teman sekolahnya di Madrasah Aliyah Lamongan, hanya bisa pakai sepeda ke sekolah, Amrozi sudah mengendarai motor. Amrozi yang suka memelihara rambut gondrong juga sering cangkruk di warung kopi daripada mengaji di masjid. Karena suka keluyuran itulah, Amrozi drop out dari madrasah aliyah ketika masih kelas dua.

Kesukaan lain Amrozi adalah menembak burung bersama Qomaruddin - pensiunan polisi hutan Dadapan, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Walau demikian, kata Qomaruddin, Amrozi adalah sosok yang sopan dan sering menyapa orang. Keahlian Amrozi memperbaiki motor, menuntunnya untuk mengikuti kursus montir di Surabaya dan akhirnya mendirikan bengkel bersama Ali Imron.


Dengan wajahnya yang ganteng, gaul, dan anak seorang carik, Amrozi banyak dikagumi gadis di desanya. Pada 1985, saat berusia 22 tahun, Amrozi menikah dengan Rochmah, si kembang desa Sugihan, Solokuro. Pasangan ini dikaruniai anak, Mahendra. Tapi, pernikahan itu hanya bertahan satu setengah tahun, lantaran Amrozi tidak pernah memberi nafkah sehari-hari. Rochmah pun meminta cerai kepada Amrozi.

Tak lama menduda, pada 1990, Amrozi menikah dengan Astuti, gadis asal Desa Pelirangan, Solokuro. Pernikahan ini pun tidak berlangsung lama. Setahun kemudian, ia pergi merantau ke Malaysia. Di sana ia ikut kakaknya, H. Ghofur, di Johor, Malaysia. Tapi, istrinya, Astuti, tak yakin suaminya ke negeri jiran untuk mencari ringgit. Karena ditelantarkan dan tak diberi nafkah, Astuti jgua minta cerai. Pada 1993, mereka resmi bercerai.

Pulang ke Lamongan, 1999, Am -panggilan akrab Amrozi- tampak alim walau gaya pakaiannya tak berubah: mbois. Tapi, kemudian ia mulai jarang bergaul. Saat berada di rumah, waktunya dipergunakan untuk membaca buku-buku agama. Tahun itu juga, Amrozi menikahi Choiriyana Khususiyati asal Kabupaten Madiun, yang ia kenal di Malaysia. Tidak memiliki rumah sendiri, ia dan istrinya tinggal bersama ibu dan bapaknya. Di bangunan yang terbuat dari kayu jati bercat biru muda, berukuran 7 x 10 meterpersegi, itu tidak ada perabotan istimewa. Di sebelah kiri rumah induk, ada bangunan lain berupa bengkel sepeda motor.

Amrozi begitu sadar arti penting komunikasi, sehingga walau tinggal di desa yang cukup terpencil di pesisir pantai utara Pulau Jawa, dirinya memakai seluler. Bahkan, dirinya ahli menyervis seluler dan membuat antenanya. Amrozi juga punya alat komunikasi berupa alat penyeranta (pager). Pesawatnya berwarna putih agak kusam dengan merek Motorola. Pada bagian untuk melihat pesan sudah banyak terdapat goresan. Tapi, rantai pager yang biasanya dicantolkan ke ikat pinggang, tetap ada walau sudah sedikit berkarat. Pihak operator pager adalah Nusapage, dengan nomor operator 13055, di Jalan Jemursari, Surabaya. Nomor pesawat pager Amrozi itu adalah 609358. Tapi, pesawat itu sudah diblokir sejak 31 Agustus 2002. Dengan penyeranta itu, Am bisa mempermudah aktivitasnya sehari-hari. Ketika sedang cangkruk (nongkrong) bersama teman-temannya, atau sedang berjalan-jalan, pager itu sering berbunyi. Karena sering berbunyi, sampai-sampai Am sering dijuluki sebagai orang penting dan sibuk.

Terakhir, Am punya bisnis jual-beli seluler atau handphone. Ia sempat mengajak Ustadz Zakaria, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Islam, Solokuro, untuk menanam saham. Tertarik ajakan Am, ustadz kemudian memberinya uang Rp. 10 juta. Sayangnya, kini Am tak lagi bisa melanjutkan bisnisnya -yang katanya maju- itu. Ia terpaksa mendekam di tahanan, sebagai tersangka aksi peledakan yang menewaskan 186 orang di Bali.

Gambaran Amrozi di pemberitaan media saat bertemu dengan Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar, meruntuhkan gambaran seram yang sempat tertanam di benak orang. Pria jebolan SLTP itu sama sekali tidak terlihat sebagai pembantai 186 orang pada peristiwa bom Bali lalu.

Amrozi adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Tujuh saudara kandungnya adalah Alimah, Afiah, Khozin, Ja'far Sodik, Ali Gufron, Amin Jabir (almarhum) dan Ali Imron. Selain tujuh saudara kandung, Amrozi memiliki lima saudara tiri, dari pernikahan ayahnya dengan Tarmiah. Kelimanya adalah Tafsir, Tasrifah, Sumiah, Naimah dan Ali Fauzi. Sebenarnya Khozin adalah salah satu sosok terpenting dalam keluarga besar ini. Sebab Khozin-lah yang mewujudkan harapan keluarga ini, mendirikan kembali Pondok Pesantren keluarga, pada 1993. Kabarnya, kakek Amrozi terpandang di masyarakat karena pernah memimpin pondok pesantren besar dan terkenal. Tapi, entah mengapa, pondok pesantren itu bubar.

Lantaran tak satu pun dari anggota keluarga yang berlatar belakang pendidikan pondok pesantren, Khozin kemudian meminta bantuan Ustad Zakaria, alumni Pondok Pesantren Ngruki untuk memimpin dan mengelola. Tentu saja pola pendidikan model Ngruki diterapkan di Al-Islam, Tenggulun. Begitu pun kuliah umum bagi santri diberikan oleh Ustad Abu Bakar Ba'asyir, yang sebagaimana lazimnya masyarakat pedesaan, lantas menjadi sumber panutan dan rujukan bagi para santri dan keluarga santri di Tenggulun. Amrozi, adik Khozin, yang dikenal mbeling (nakal) dan juga bukan lulusan pesantren ini besar di tengah-tengah situasi itu.

Dari 13 bersaudara itu, yang aktif di Pondok Pesantren Al-Islam -didirikan pada 1993- adalah Khozin dan Ja'far Sodik (keduanya pendiri), Ali Imron (adik kandung Am, pengajar di Al-Islam)) dan Ali Fauzi (pengajar juga). Amrozi tidak cukup aktif. Gufron yang tinggal cukup lama di Malaysia disebut-sebut juga sering ke pesantren itu sejak datang dari Malaysia, 2001. Tapi, Gufron yang kini juga dicari polisi, tidak lagi menampakkan batang hidungnya.

Berbeda dengan lima saudaranya yang aktif terlibat di pesantren, Amrozi tidak memiliki tempat khusus di dalamnya. Seperti dikatakan Zakaria, Amrozi bukan santri, bukan alumnus, bukan pengurus atau pengajar di sini, dan juga bukan lulusan pondok pesantren mana pun. Dalam pandangan ustad lulusan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Jawa Tengah, 1992 itu, penghayatan Amrozi mengenai Islam, tidak istimewa. Ukurannya sederhana saja, Amrozi tidak pernah hadir shalat berjamaah saat subuh dan isya. Untuk waktu shalat lain, Am pun sering terlambat. Penghayatan Islam yang dinilai tanggung itu pun masih lebih baik dibanding sebelumnya, ketika Amrozi dikenal sebagai pemuda yang mbeling.

Di Pondok Pesantren Al-Islam yang memiliki 150 santri itu, Am sering bertandang untuk shalat berjamaah saat berada di rumah yang jaraknya sekitar 500 meter dari pesantren itu. Sementara itu, di benak para santri yang beberapa kali bertemu dengan Amrozi, sosok pemuda berambut hitam lurus itu adalah sosok pemuda yang keren dan gaul. Jika shalat Dhuhur di pondok, Am mengenakan celana hawai. Di kalangan santri putri, Am juga dikenal karena kegantengannya. Tidak heran, Am sering bergonta-ganti isteri.

Dilihat dari latar belakang keluarga, keluarga Amrozi termasuk keluarga terpandang di desanya. Ayah Am yang saat ini hanya bisa terbaring lantaran stroke adalah mantan sekretaris desa (carik) puluhan tahun. Kakeknya seorang kiai pemimpin pesantren di desa yang sangat terpandang dengan jumlah santri banyak. Lagi-lagi, entah mengapa kejayaan keluarga besar Am surut tanpa alasan jelas. Satu-satunya harapan, yaitu Ja'far Sodik yang menjadi carik, dalam beberapa tahun pun dilengserkan oleh pembantu bupati Lamongan karena desakan warga desa, 1996. Ja'far Sodik tersandung pasal 372 KUHP tentang penggelapan dan dipenjara dua bulan.

-------------------------------------------------------------------------
Benar atau tidak tentang apa yang terjadi pada Amrozi, dkk. Paling tidak telah membawa nama Lamongan semakin mendunia dan dikenal. Dan sekarang saatnya..hilangkan isu/gosip buruk untuk daerah Lamongan. Sebab Lamongan memiliki ribuan bahkan jutaan orang yang bersiap mengukir prestasi dan mengubah dunia..!! Ini lamongan bung...!!



meta : amrozi, lamongan, solokuro, bom bali

Wali di Lamongan

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo

“Walisongo” berarti sembilan orang wali” Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad (Drajat-lamongan), Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid

Wali yang ada di daerah Lamongan :
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun
Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk.
Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.

LOKASI/ TELP
STATUS
JUMLAH KAMAR
MAHKOTA 1 JL. SUNAN DRAJAT 8 LAMONGAN
TELP. (0322) 321060
MELATI 3
34
MAHKOTA 2 JL. SUNAN DRAJAT 101 LAMONGAN
TELP. (0322) 312159
MELATI 3
7
LIMA JAYA JL. RAYA PLAOSAN 20 BABAT-LAMONGAN
TELP. (0322) 322640
MELATI 2
26
BAHAGIA JL. A. YANI 67 LAMONGAN
MELATI 1
9
WIJAYA JL. LAMONGREJO 74-76 LAMONGAN
MELATI 1
30
BHARATA JL. LAMONGREJO 45 LAMONGAN
MELATI 1
10
TANJUNG KODOK RESORT


KABILA HOTEL



NAMA RUMAH MAKAN
LOKASI
JUMLAH KURSI
JENIS HIBURAN
KALIOTIK Jl. Ja. Suprapto 39 Lamongan
65
Jawa Timuran (Prasmanan)
DEPOT KITA 1 Jl. Raya 262 Babat-Lamongan
Telp. (0322) 451415
75
Jawa Timuran
DEPOT KITA 2 Jl. Raya Plaosan 6
Babat-Lamongan
Telp. (0322) 451506
68
Jawa Timuran
BAKSO TETELAN KHAS SEKARAN Jl. Raya Sekaran-Pucuk
Sekaran-Lamongan
68
Jawa Timuran
(Bakso Sapi)
DEPOT LIMAJAYA Jl. Raya Plaosan 20
Babat-Lamongan
Telp. (0322) 451593
25
Jawa Timuran
DEPOT MEKAR JAYA 2 Jl. Raya Paciran Lamongan
Telp. (0322) 661353
72
Jawa Timuran
(Ikan Laut)
DEPOT MEKAR JAYA 3 Jl. Raya No. 17 Paciran Lamongan
Telp. (0322) 662268
92
Jawa Timuran
(Gule, Sate, Ikan Laut)
DEPOT RESTU Jl. Raya No. 12 Paciran Lamongan
68
Jawa Timuran
(Ayam Goreng)
DEPOT ASIH JAYA 2 Komplek Lamongan Indah/ Jl. Pb. Sudirman 4A Lamongan
Telp. (0322) 322934
70
Jawa Timuran
(Soto Lamongan)
SOTO AYAM MANDALA Jl. Jend. P. Sudirman 61
Lamongan
20
Jawa Timuran
(Soto,Dll)
KEMUNING Jl. Timur Sunan Drajat Paciran
Lamongan
38
Jawa Timuran
PALM KENDIL WESI Jl. Raya Paciran
Lamongan 662085
50
Jawa Timuran
(Ikan Laut)

Gajahmada Dari Lamongan..?

Gajah Mada ialah salah satu Patih, kemudian Mahapatih Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Tidak diketahui sumber sejarah mengenai kapan dan di mana Gajah Mada lahir. di duga kuat dari daerah di sekitar Lamongan, tepatnya Hutan Cancing. kecamatan Ngimbang. Ia memulai karirnya di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri. ada sedikit dasar tentang kenapa dia dianggap dari daerah Modo - Lamongan. di daerah Cancing Ngimbang banyak ditemukan prasasti - prasasti yang diduga kuat peninggalan Majapahit, dan lagpula daerah ini adalah yang terdekat dengan perbatasan Lamongan - Mojokerto. tepatnya di daerah Mantup, 20 kilometer selatan Lamongan. jadi sangat mungkin bila Gajah Mada berasal dari Lamongan. mengingat kuatnya bukti bukti prasasti yang ada di daerah inibahkan tempatnya juga sangat teratur sebagai tanah perdikan. termasuk beberapa makam kuno prajurit. juga makam kuno yang diduga kuat sebagai makam ibunda Gajah Mada. Nyai Andong Sari.
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334).
Disebutkan dalam Negarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, ia menjumpai bahwa Gajah Mada telah gering (sakit). Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi.
Hayam Wuruk kemudian memilih enam Mahamantri Agung, untuk selanjutnya membantunya dalam menyelenggarakan segala urusan negara.

Hari Jadi lamongan

Hari Jadi Kota Lamongan...

Hari jadi kota Lamongan ternyata jatuh pada 10 Dzulhijah tahun 976 Hijriah, Bro! Ternyata bertepatan dengan hari raya Idul Adha, Ya !. Tapi sayangnya warga Lamongan tidak mempertahankan hari jadinya dalam tahun Hijriah. Para panitia pencari hari jadi kota Lamongan menelusuri jalannya tarikh Hijriah yang dipadu dengan jalannya tarikh masehi sehingga akhirnya menetapkan bahwa hari jadi kota Lamongan adalah tanggal 26 Mei 1569 Masehi.

Sesungguhnya hari jadi kota Lamongan tersebut diambil dan ditetapkan dari hari dan tanggal diwisudanya Adipati Lamongan yang pertama yaitu Tumenggung Surajaya yang waktu kecilnya benama HADI. Karena mendapatkan pangkat Rangga ia lalu dipanggil Ranggahadi. Ia juga mendapat nama Mbah Lamong yaitu sebutan yang dibeikan rakyat untuknya.

Karena Ranggahadi pandai membina daerah dan mahir menyebarkan agama Islam serta dicintai seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah akhirnya kawasan ini disebut LAMONGAN.



meta : hari jadi lamongan

meta :

Kecamatan Sekaran

INFORMASI UMUM
Kecamatan Sekaran adalah salah satu Kecamatan dari 27 Kecamatan yang berada di Kabupaten Lamongan dengan jarak Orbitasi + 34 Km dari Ibu kota Lamongan atau 34 Km arah kota Lamongan (kota terdekat), Kecamatan Sekaran dengan ketinggian + 7 mm diatas permukaan laut dengan batas-batas wilayah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Maduran
- Sebelah Timur : Kecamatan Karanggeneng
- Sebelah Selatan : Kecamatan Pucuk
- Sebelah Barat : Bengawan Solo


Bendungan, Mau masuk ke desa Bulu Kec. Sekaran


PEMBAGIAN WILAYAHKecamatan Sekaran terdiri dari 21 Desa, 29 Dusun RW 54 RT 226 dengan komposisi jumlah penduduk Laki-laki 21.248 dan perempuan 23.574, luas wilayah Kecamatan Sekaran adalah 4.963,538 Ha dengan tata guna tanah :

- Tanah sawah : 3,119,081 Ha
- Tanah Tegal : 231,246 Ha
- Tanah pekarangan : 493,120 Ha
- Tanah Rawa : 973,565 Ha
- Tanah lain-lain : 146,526 Ha

Tingkat kemiringan tanah kurang dari 8 % sehingga kondisi lahan sebagian besar datar dan dataran sawah sedikit daerah genangan air, sedang struktur Tanah Aluvial 100 % HIDROLOGI Kedalaman air tanah rata -rata + 10 M dari permukaan tanah.

KLIMATOLOGI

Beriklim tropis dengan 2 (dua) musim, musim Kemarau bulan Mei sampai dengan bulan September dan musim hujan pada bulan oktober sampai bulan April, dengan suhu 30 0 C.

PRODUK UNGGULAN

1.Produksi pertanian meliputi Padi/Gabah 5,6 ton/Ha dengan jenis IR 64 dan Ciherang atau total produksi tiap tahun 20.734,8 ton beras jjenis IR 64 dan Ciherang, dapat dipesan melalui KUD/Paguyuban Penggilingan Padi MITRA USAHA Desa Sekaran. Kecamatan Sekaran dengan harga 1 (satu) zak isi 25 Kg Rp. 60.000,- ( enam puluh ribu rupiah ).

2.Produksi perikanan meliputi Ikan Bandeng dengan produksi + 1 ton/Ha, dapat dipesan melalui KUD/Kepala Cabang Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kecamatan Sekaran dengan harga 1 Kg Ikan Bandeng isi + 7 ekor Rp.6.000,- ( enam ribu rupiah )

3. Produksi Kacang Hijau dengan hasil produksi 1,3 ton/Ha dengan harga Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah ) / Kg, sedangkan luas panen pertahun 1.200 Ha dengan hasil produksi 1.560 ton/Tahun.

4. Semangkadengan hasil produksi 15 ton/Ha dengan harga Rp. 750 ( Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah ) / Kg, sedangkan luas panen per tahun 124 Ha dengan jumlah produksi 1.860 ton/ tahun.

5.Home Industri dengan produk anyaman Jarang (Wuwu) dengan Produksi perkelempok 900/tahun dapat dipesan langsung ke Desa Kudikan Kecamatan Sekaran dengan harga Rp. 10.000,- (Sepuluh ribu rupiah ) per unit, dan pesan 100 unit dapat bonus gratis 2 unit. Makanan dengan jumlah produk makanan siap saji dan makanan ringan yang bermacam-macam. Kecamatan Sekaran terkenal dengan pecel lele yang sudah dikenal hampir di semua daerah di indonesia. Dan belum lama ini, telah menjadi pembicaraan pecinta kuliner yaitu bakso tetelan super khas sekaran yang tahap demi tahap telah mendapat tempat bagi para pecinta bakso dan menjadi produk unggulan kecamatan Sekaran.

DATA LAIN KECAMATAN

Jumlah lembaga di wilayah Kecamatan Sekaran antara lain sebagai berikut :
- Jumlah Sekolah Dasar : 23 Unit
- Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) : 25 Unit
- Jumlah SMPN : 2 Unit
- Jumlah SMP Swasta : 4 Unit
- Jumlah Madrasah Tsanawiyah (MTs) : 6 Unit
- Jumlah SMAN : 1 Unit
- Jumlah SMA Swasta : 4 Unit
- Jumlah SMK : 2 Unit
- Jumlah Madrasah Aliyah (MA) : 2 Unit
- Jumlah Perguruan Tinggi (STITAF) : 1 Unit
- Jumlah Pondok Pesantren : 3 Unit
- Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) : 1 Unit
- Jumlah KPRI : 1 Unit
- Jumlah Bank Rakyat Indonesia (BRI) : 1 Unit
- Jumlah bank Perkreditan Rakyat (BPR) : 1 Unit
- Jumlah Bank Pasar : 1 Unit
- Jumlah Pasar Desa : 8 Unit

Sedangkan alamat Kantor Kecamatan Sekaran di Jalan raya Bulutengger Nomor 31 Telepon (0322) 311421 Sekaran, dengan layanan dinas mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis pukul 07.00 Wib sampai dengan pukul 15.00 Wib, dan hari Jum’at pukul 07.00 Wib sampai pukul 12.00 Wib dilanjutkan pukul 13.00 Wib sampai dengan pukul 14.30 Wib. Hari libur Sabtu, Minggu dan hari libur lain yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah, adapun personil pejabat Kantor Kecamatan Sekaran sebagai berikut :

- Jabatan Camat : 1
- Jabatan Sekcam : 1
- Kasi Tramtib : 1
- Kasi Pemerintahan : 1
- Kasi Ekbang : 1
- Kasi Kesos : 1

Fasilitas Layanan kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) dapat dilayani dan diselesaikan ditingkat Kecamatan , bahkan Kecamatan Sekaran dalam pengurusan KTP dan KK melayani wilayah Kecamatan Maduran. Sedangkan layanan Kesehatan dengan jumlah Dokter diantarannya 1 orang Dokter umum, dan 1 Orang Dokter Gigi, dengan fasilitas rawat inap, rawat jalan gigi dengan alamat Puskesmas di Desa Kembangan Kecamatan Sekaran telepon (0322) 311450, disamping itu juga melalui pelayanan Posyandu dan pelayanan Kusta.


meta : kecamatan, sekaran, lamongan

Sejarah Bupati Lamongan

Nama-nama bupati Lamongan
Sejak masih berbentuk Kranggan hingga kini menjadi kabupaten, dari tahun 1543 hingga tahun 2005, Lamongan sudah dipimpin oleh 41 kepala daerah. Mulai dari sebutan Rangga, Tumenggung, Adipati hingga Bupati.
Rangga Aboe Amin merupakan awal sejarah kepemimpinan Lamongan pada tahun 1543-1556.

Rangga Hadi adalah pemegang tampuk kepemimpinan berikutnya pada tahun 1556-1569.
Tahun 1569 Lamongan berganti status menjadi Katuranggan. Tumenggung Surajaya diangkat sebagai Adipati Lamongan pertama dengan masa kepemimpinan tahun1569-1607 dan tanggal 26 Mei 1569 ditetapkan sebagai Hari Jadi lamongan. Tumenggung Surajaya disebut juga mbah Lamong, dari sinilah asal nama kota Lamongan.
Raden Pandji Adipati Keling meneruskan kepemimpinan selanjutnya pada tahun 1607-1640.
Hingga tahun 1862, Lamongan dipimpin oleh Raden Pandji antara lain Raden Panji Poespokoesoemo, Raden Panji Soerengrono dan Raden Panji Dewa Kaloran.
Tumenggung Todjojo memimpin Lamongan pada tahun 1682-1690. Selanjutnya diteruskan oleh Tumenggung Onggobojo, Tumenggung Kertoadinegoro, Tumenggung Wongsoredjo, Tumenggung tjitrosono dan Tumenggung Djojodirjo.
Tahun 1761-1776 adalah masa pemerintahan Adipati Sosronegoro, dimana Belanda menancapkan kekuasaannya.
Hingga tahun 1824 Lamongan memiliki dua Tumenggung yaitu Tumenggung Wongsodinegoro dan Tumenggung Mangundinegoro. Pada tahun ini pula Lamongan masuk ke dalam Karesidenan Gresik.
Adipati Ardjodinegoro memerintah pada tahun 1824-1856. Dilanjutkan oleh RT Tjokro Poerbonegoro tahun 1856-1863 dan RT Kromo Djojo Adinegoro tahun 1863-1866 dan diganti oleh RT Kromo Djojo Adirono tahun 1866-1885. Pada tahun 1867 lamongan beralih menjadi bagian Karesidenan Surabaya.
Tahun 1885-1908, R Adipati Djojo Dirono memerintah. Tampuk kepemimpinan kembali dipegangnya pada tahun 1908-1937. Karena keberhasilannya membangun rel kereta api, sekolah dan rumah sakit gelarnya dinaikkan menjadi Raden Adipati Aryo Djojo Adinegoro.
Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh Raden Tumenggung Moerid Tjokronegoro pada tahun 1937-1942.
Setelah itu pemerintahan Lamongan dijabat oleh bupati-bupati yang merupakan pejuang kemerdekaan yaitu Tjokro Soedirjo, R soekadji, Abdul Hamid Soerjosapoetro, Waskito, Soepardan, Ali Afandy dan Raden Ismail.
Pada tahun 1960-1969, masa bupati Soeparngadi memasuki era peralihan ke orde baru. Bupati ini berupaya menata pemerintahan hingga hingga tingkat desa. Selanjutnya Chasinoe melanjutkan pemerintahan pada tahun 1969-1979.
Pada masa pemerintahan bupati Sutrisno Sudirjo, masalah pendidikan mulai menjadi perhatian yakni pada tahun 1979-1984.
Tahun 1984-1989 bupati Moch. Syafii memerintah dengan pendekatan secara keagamaan terhadap warganya.
Kepemimpinan selama 10 tahun kemudian diambil alih oleh bupati Moch. Faried pada tahun 1989-1999 yang cukup terkenal dengan kehumasan.
Tahun 2000-2005 merupakan bupati terakhir yang dipilih secara langsung. Bupati Masfuk melakukan pembangunan fisik daerah dengan memperbaiki jalan, sarana penerangan, pariwisata dan transportasi serta mengangkat persepakbolaan di Lamongan.


meta : bupati, bupati lamongan, masfuk
 
Support : Creating Website | Johny Template | Template
Copyright © 2011. mengenal kota lamongan - All Rights Reserved